Mas Manto
Mas Manto. Begitulah panggilannya. Seorang pemuda desa Tinggen, Manjungan, Ngawen, Klaten, kelahiran '81.
Orangnya cerdas, pandai berkomunikasi, cekatan, pengertian, tidak banyak bicara tetapi lebih banyak bertindak, memiliki sifat kepemimpinan yang tidak diragukan.
Terakhir kuliah di sebuah PT terkenal di Jogja, dengan mengambil jurusan Bahasa Inggris. Setelah lulus, dia sempat merantau ke Pulau Dewata selama beberapa bulan. Dan yang terakhir aku tahu, dia menjadi petugas laundry di sebuah hotel berskala internasional di Jogja.
Karena pekerjaannya tidak tetap, dia tidak tentu masuknya. Dan akhirnya dia terlihat sering dirumah, tidak berangkat kerja. Satu minggu, dua minggu, satu bulan, sampai akhirnya sekitar 3 bulan dia hanya dirumah. Pikirku, "Kenapa Mas Manto nie, kok tidak kerja."
Terdapat rasa "pekewuh" kalau aku bertanya langsung padanya. So, aku tanya saja pada Mas Paidin, orang terdekat.
"Mas, kok Mas Manto tu sering di rumah ki apa gak kerja tho?" tanyaku.
"Aku yo gak ngerti kok , Le." jawab Mas Paidin.
=============================================================
Itulah sekilas latar belakang pekerjaan Mas Manto. Bagiku, dia adalah seorang figur kakak yang memiliki sifat "mengayomi". Dia juga bertanggung jawab sebagai ketua pemuda di desaku.Hari demi hari berlalu, aku berkesempatan ngobrol dengannya. "Gimana, Mas? Sekarang?" maksudku bertanya tentang kegiatannya sekarang dan rencananya kedepan. "Ya begini ini, Le. Biar orang-orang menilai diriku 'orang berpendidikan tinggi kok cuma dirumah saja, nganggur'. Biarin mereka bilang gitu, wong kenyataannya memang seperti itu. Yang penting aku punya rencana, punya tujuan. Memang aku sekarang cuma nganggur." katanya.
"Dulu pernah, Mas Edy(seorang pemuda lain di desaku) ngajak aku untuk kerja sama dia, tapi akunya yang nggak mau. Setelah itu barangkali Mas Edy mikir 'wong ya gak ada kegiatan kok diajak kerja saja nggak mau'." katanya.
"Tapi prinsipku gini Le 'LEBIH BAIK MENUNDA KESENANGAN-KESENANGAN KECIL UNTUK KESENANGAN-KESENANGAN YANG LEBIH BESAR'. "kata Mas Manto.
"Maksudnya apa Mas?" tanyaku penasaran.
"Aku sedari lulus SMA, aku punya cita-cita, Le. Aku ingin pergi bekerja di Amerika" kata Mas Manto.
"Makanya, setelah lulus SMA, aku kuliah jurusan Bahasa Inggris sebagai bekalnya." sambungnya.
"Lha terus prosesnya gimana Mas itu?" tanyaku.
"Ya, dari dulu pikiranku selalu fokus ke arah situ. Yang penting fokus dan fokus. Aku sempat bekerja di Bali tu cuma sebagai sarana mencari pengalaman tok. Bekerja di hotel juga sebagai pengisi waktu sembari aku mempersiapkan segala bekal dan syarat-syarat untuk bisa kesana." katanya.
"Aku sudah menjalani beberapa test, wawancara dan semuanya Alhamdulillah aku lolos dengan lancar. Kemarin juga sudah mencari dokumen-dokumen sebagai syaratnya. Dah buat passport, cari BST, Seaman's Book, dan Alhamdulillah semua dah kelar." kata Mas Manto.
"Wah, ya sokur Mas. Sekarang tindak lanjutnya gimana?" tanyaku.
"Sekarang aku tinggal nunggu tanggal keberangkatannya saja Le. Besok tanggal 18 Maret Insya Alloh." jawab Mas Manto.
=============================================================
Singkat cerita, pada tanggal 17 Maret 2009 pukul 07.53, Mas Manto mengirimiku SMS.
"Le, aq mw brgkt skrg. Minta doanya, moga semuany lncr.."
"Gih Mas. Moga semua lancar sampai 7an.." balasku
"Amiin.." balasnya
=============================================================
Itulah kisahku mengenai Mas Manto. Seseorang yang cerdas menurutku.Dia mampu me-manage pikiran dan jiwanya, sabar dllsb.
Selamat jalan Mas!. Selamat menggapai cita. Moga selamat sampai akhirnya. Selalu dalam lindungan Alloh SWT. Amiin.
9 comments:
nice story
doaku mengiringi kepergianmu sobat
semoga kita tetap istiqomah dijalan yg benar.amin
Yup !
bagus nih artikel kamu, salam kenal yah :)
www.rizaladha.com
nice post....sangat menarik sekali selalu semangat untuk post okey :))
kalo mau tau tentang ilmu komputer, tips online, dunia selebritis, belajar internet marketing,
belajar seo, dapat penghasilan dari blog, cari duit yang halal buat beli susu anak
di http://blogfetra.blogspot.com
OKE. Terima kasih informasinya, Mas Petra:)
Bagus, wah .. cerita non fiksi ya?
wah..
luar biasa..
dia pandai sekali ya memanage arah hidupnya..
salut..
:)
wow..there's a will there's a way.
ikhtiar jangan lupa.
Yap, benar. Ini kisah nyata tetanggaku yg masih ada hubungan kerabat dekat, masih waris, mb. vit.
Terima kasih, benar mb. haruna. Where there's a will, there's a way.
Aku sendiri juga salut mas Habib:)
:14 :15 :16 :17
:18 :19 :20 :21
:22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29
:30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37
:38 :39 :40 :41
Posting Komentar
Terima kasih ya atas comment Sahabat:)